1. Lampu Incandescent atau Lampu Pijar
Lampu Incandecent atau biasa kita kenal dengan nama lampu pijar atau lampu bohlam. Lampu ini akan menghasilkan cahaya yang berasal dari filamen yang ada di dalam lampu. Ketika filamen dialiri arus listrik, maka dia akan menjadi panas dan menghasilkan cahaya.
Pada lampu terdapat kaca yang menyelubungi lampu, sehingga udara di dalam lampu tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Hal ini untuk mencegah agar filamen tidak mudah rusak karena mengalami oksidasi.
Saat ini lampu pijar sudah mulai ditinggalkan, karena lebih boros listrik dibanding jenis lampu-lampu lainnya. Dan di beberapa negara penggunaan lampu pijar juga sudah mulai dikurangi. Meskipun begitu, lampu pijar masih belum punah dari pasaran, karena selain menghasilkan cahaya, panas yang dihasilkan biasa dimanfaatkan untuk menghangatkan ruang atau kandang binatang.
Struktur Lampu Pijar
Struktur lampu pijar terdiri dari beberapa bagian utama. Bagian-bagian itu dari bawah ke atas secara berurutan adalah dasar lampu dari logam, gas lampu, filamen dan kaca lampu. Berikut adalah rincian mengenai bagian-bagian lampu yang ditunjukkan oleh gambar di atas.
- Bola lampu yang terbuat dari kaca
- Gas bertekanan rendah, seperti argon, neon dan nitrogen
- Filamen yang terbiat dari wolfram
- Kawat yang menghubungkan filamen dengan bagian ujung lampu
- Kawat yang menghubungkan filamen ke permukaan seperti sekrup
- Kawat penyokong
- Kaca untuk menyokong filamen agar tetap pada posisinya
- Kontak listrik di bagian ulir
- Sekrup ulir
- Isolator
- Kontak listrik di bagian ujung lampu
Cara Kerja Lampu Pijar
Filamen pada lampu pijar dapat memancarkan cahaya karena dia berada pada temperatur yang sangat tinggi. Panas yang dihasilkan oleh filamen biasanya sekitar 2800 derajt Kelvin dan paling tinggi sebesar 3700 derajat Kelvin. Pada temperatur yang sangat panas itulah filamen memancarkan cahaya berwarna kuning kemerah-merahan.
Yang pada dasarnya panas ini timbul karena terjadi hubungan arus pendek pada filamen lampu. Hubungan pendek bisa terjadi jika arus listrik dari dari kawat bermuatan arus positif bersentuhan dengan kawat bermuatan arus negatif yang menyebabkan kawat menjadi panas. Panas yang dihasilkan pada filamen sudah diatur, yang didasarkan dengan temperatur lampu, keawetan lampu dan besarnya cahaya yang dihasilkan.
2. Lampu Halogen
Lampu halogen adalah sebuah lampu yang menggunakan campuran gas mulia dan sedikit gas halogen untuk mengisi bagian dalam bola lampu. Filamen pada lampu ini mampu beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan lampu pijar dan lebih tahan lama.
Selain itu energi listrik yang digunakan lebih sedikit jika dibandingkan dengan lampu pijar pada suhu yang sama. Karena dapat beroperasi pada suhu yang tinggi, lampu halogen mampu menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih besar.
Struktur Lampu Halogen
Lampu halogen terdiri dari tiga bagian utama yaitu tabung lampu, filamen dan penyokong filamen. Tabung lampu biasanya dibuat dengan bahan yang mampu bertahan pada temperatur yang sangat tinggi. Bahan yang biasa digunakan adalah silika atau quarts.
Filamen pada lamu halogen terbuat dari bahan yang sama dengan filamen dari lampu pijar yaitu wolfram atau biasa disebut tungsten. Wolfram merupakan logam yang memiliki nomor 74 dan memakai lambang W pada tabel peridodik. Merupakan logam transisi yang mempunyai karakteristik yang keras dan berwarna abu-abu keputih-putihan.
Penyokong filamen biasanya dibuat dari bahan yang tahan panas. Menggunakan bahan yang sama dengan filamen atau terbuat dari porselin. Penyongkong akan membuat filamen tetap berada keadaan lurus di bagian tengah lampu.
Cara Kerja Lampu Halogen
Ketika filamen dialiri arus listrik maka dia akan berubah menjadi panas dan akan menghasilkan uap wolfram. Selanjutnya uap wolfram akan bereaksi dengan gas halogen dan menghasilkan senyawa baru yaitu halida wolfram. Kemudian halida wolfram akan bergerak di sekeliling filamen dan akhirnya akan bersentuhan dengan filamen.
Panas dari filamen menyebabkan gas halida wolfam terurai kembali menjadi gas halogen dan uap wolfram. Dimana uap wolfram akan kembali ke fialamen dan membebaskan gas halogen. Siklus ini terus berulang secara terus menerus, sehingga memancarkan cahaya lampu yang konstan dan tahan lama.
3. Lampu Fluorescent
Lampu fluorescent atau biasa disebut lampu neon merupakan lampu yang beroperasi menggunakan tabung yang berisi gas argon dan merkuri. Di dalam tabung tersebut dialirkan arus listrik sehingga menghasilkan reksi yang memancarkan cahaya.
4. Compact Fluorescent Lamps (CFL)
Compact fluorescent lamps merupakan salah satu jenis lampu yang paling sering kita jumpai sehari-hari. Secara garis besar lampu ini memiliki cara kerja yang sama dengan lampu neon atau lampu fluorescent. Hanya saja tabung lampu dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dan dibuat melingkara atau seperti sekrup. Lampu lebih unggul dibanding lampu neon biasa, karena menghasilkan panas yang lebih sedikit dan lebih hemat listrik.
5. Lampu Mercury
Lampu merkuri pada dasarnya memiliki cara kerja yang sama dengan lampu fluorescent, yaitu memancarkan cahaya disebabkan terjadinya reaksi antara gas merkuri dengan arus listrik. Hanya bentuk lampu yang lebih kecil dan dibuat berbentuk bulat seperti lampu pijar.
6. Lampu High Pressure Sodium (HPS)
High Pressure Sodium (HPS), Metal Halide, Mercury Vapor dan Self-swabalast Mercury Lampssemuanya merupakan lampu discharge dengan intensitas tinggi atau high intensity discharge(HID). Jika dibandingkan dengan lampu neon dan lampu pijar, lampu HID mampu menghasilkan cahaya dengan intesitas yang lebih besar dari lampu yang relatif kecil.
7. Lampu Low Pressure Sodium (LPS)
Low-pressure sodium lamps yang artinya lampu sodium bertekanan rendah merupakan lampu yang memiliki efikasi paling tinggi dibanding semua lampu yang tersedia di pasaran. Meskipun lampu ini memancarkan cahaya berwarna kuning, kemampuannya sama dengan high pressure sodium lamps.
Low-pressure sodium lamps memiliki prinsip kerja yang sama seperti lampu neon dan memerlukan ballast. Dibutuhkan waktu beberapa saat untuk melakukan pemanasan singkat agar lampu dapat mencapai kecerahan maksimal.
8. Lampu Light Emitting Diode (LED)
Light Emitting Dioda (LED) adalah lampu tanpa filamen, yang rendah konsumsi daya dan memiliki rentang hidup yang panjang. LED baru muncul ke pasaran dan mulai bersaing dengan produk lampu konvensional. Namun sayang lampu ini tidak memiliki cahaya dengan lumen yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak dapat sepenuhnya menggantikan lampu pijar, dan lampu jenis lainnya.
Teknologi terus berkembang setiap harinya sehingga mulai bermunculan macam-macam lampu yang lebih cangggih. Seiring dengan itu teknologi LED juga mengalami kemajuan. Sehingga akan membuatnya mampu bersaing secara seimbang dengan lampu konvensional dan dapat diaplikasikan di rumah dan kantor.
SUMBER : informazone.com/macam-macam-lampu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar