Rabu, 24 Juli 2019

MACAM - MACAM LAMPU YANG BIASA DIGUNAKAN

1. Lampu Incandescent atau Lampu Pijar

macam macam lampu pijar
news18.com
Lampu Incandecent atau biasa kita kenal dengan nama lampu pijar atau lampu bohlam. Lampu ini akan menghasilkan cahaya yang berasal dari filamen yang ada di dalam lampu. Ketika filamen dialiri arus listrik, maka dia akan menjadi panas dan menghasilkan cahaya.
Pada lampu terdapat kaca yang menyelubungi lampu, sehingga udara di dalam lampu tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Hal ini untuk mencegah agar filamen tidak mudah rusak karena mengalami oksidasi.
Saat ini lampu pijar sudah mulai ditinggalkan, karena lebih boros listrik dibanding jenis lampu-lampu lainnya. Dan di beberapa negara penggunaan lampu pijar juga sudah mulai dikurangi. Meskipun begitu, lampu pijar masih belum punah dari pasaran, karena selain menghasilkan cahaya, panas yang dihasilkan biasa dimanfaatkan untuk menghangatkan ruang atau kandang binatang.

Struktur Lampu Pijar

struktur lampu pijar
id.wikipedia.org
Struktur lampu pijar terdiri dari beberapa bagian utama. Bagian-bagian itu dari bawah ke atas  secara berurutan adalah dasar lampu dari logam, gas lampu, filamen dan kaca lampu. Berikut adalah rincian mengenai bagian-bagian lampu yang ditunjukkan oleh gambar di atas.
  1. Bola lampu yang terbuat dari kaca
  2. Gas bertekanan rendah, seperti argon, neon dan nitrogen
  3. Filamen yang terbiat dari wolfram
  4. Kawat yang menghubungkan filamen dengan bagian ujung lampu
  5. Kawat yang menghubungkan filamen ke permukaan seperti sekrup
  6. Kawat penyokong
  7. Kaca untuk menyokong filamen agar tetap pada posisinya
  8. Kontak listrik di bagian ulir
  9. Sekrup ulir
  10. Isolator
  11. Kontak listrik di bagian ujung lampu

Cara Kerja Lampu Pijar

Filamen pada lampu pijar dapat memancarkan cahaya karena dia berada pada temperatur yang sangat tinggi. Panas yang dihasilkan oleh filamen biasanya sekitar 2800 derajt Kelvin dan paling tinggi sebesar 3700 derajat Kelvin. Pada temperatur yang sangat panas itulah filamen memancarkan cahaya berwarna kuning kemerah-merahan.
Yang pada dasarnya panas ini timbul karena terjadi hubungan arus pendek pada filamen lampu. Hubungan pendek bisa terjadi jika arus listrik dari dari kawat bermuatan arus positif bersentuhan dengan kawat bermuatan arus negatif yang menyebabkan kawat menjadi panas. Panas yang dihasilkan pada filamen sudah diatur, yang didasarkan dengan temperatur lampu, keawetan lampu dan besarnya cahaya yang dihasilkan.

2. Lampu Halogen

macam macam lampu halogen
youtube.com
Lampu halogen adalah sebuah lampu yang menggunakan campuran gas mulia dan sedikit gas halogen untuk mengisi bagian dalam bola lampu. Filamen pada lampu ini mampu beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan lampu pijar dan lebih tahan lama.
Selain itu energi listrik yang digunakan lebih sedikit jika dibandingkan dengan lampu pijar pada suhu yang sama. Karena dapat beroperasi pada suhu yang tinggi, lampu halogen mampu menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih besar.

Struktur Lampu Halogen

Lampu halogen terdiri dari tiga bagian utama yaitu tabung lampu, filamen dan penyokong filamen. Tabung lampu biasanya dibuat dengan bahan yang mampu bertahan pada temperatur yang sangat tinggi. Bahan yang biasa digunakan adalah silika atau quarts.
Filamen pada lamu halogen terbuat dari bahan yang sama dengan filamen dari lampu pijar yaitu wolfram atau biasa disebut tungsten. Wolfram merupakan logam yang memiliki nomor 74 dan memakai lambang W pada tabel peridodik. Merupakan logam transisi yang mempunyai karakteristik yang keras dan berwarna abu-abu keputih-putihan.
Penyokong filamen biasanya dibuat dari bahan yang tahan panas. Menggunakan bahan yang sama dengan filamen atau terbuat dari porselin. Penyongkong akan membuat filamen tetap berada keadaan lurus di bagian tengah lampu.

Cara Kerja Lampu Halogen

Ketika filamen dialiri arus listrik maka dia akan berubah menjadi panas dan akan menghasilkan uap wolfram. Selanjutnya uap wolfram akan bereaksi dengan gas halogen dan menghasilkan senyawa baru yaitu halida wolfram. Kemudian halida wolfram akan bergerak di sekeliling filamen dan akhirnya akan bersentuhan dengan filamen.
Panas dari filamen menyebabkan gas halida wolfam terurai kembali menjadi gas halogen dan uap wolfram. Dimana uap wolfram akan kembali ke fialamen dan membebaskan gas halogen. Siklus ini terus berulang secara terus menerus, sehingga memancarkan cahaya lampu yang konstan dan tahan lama.

3. Lampu Fluorescent

macam macam lampu Fluorescent
shwebook.com
Lampu fluorescent atau biasa disebut lampu neon merupakan lampu yang beroperasi menggunakan tabung yang berisi gas argon dan merkuri. Di dalam tabung tersebut dialirkan arus listrik sehingga menghasilkan reksi yang memancarkan cahaya.

4. Compact Fluorescent Lamps (CFL)

macam macam lampu Compact Fluorescent lamps
inhabitat.com
Compact fluorescent lamps merupakan salah satu jenis lampu yang paling sering kita jumpai sehari-hari. Secara garis besar lampu ini memiliki cara kerja yang sama dengan lampu neon atau lampu fluorescent. Hanya saja tabung lampu dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dan dibuat melingkara atau seperti sekrup. Lampu lebih unggul dibanding lampu neon biasa, karena menghasilkan panas yang lebih sedikit dan lebih hemat listrik.

5. Lampu Mercury

macam macam lampu merkuri
youtube.com
Lampu merkuri pada dasarnya memiliki cara kerja yang sama dengan lampu fluorescent, yaitu memancarkan cahaya disebabkan terjadinya reaksi antara gas merkuri dengan arus listrik. Hanya bentuk lampu yang lebih kecil dan dibuat berbentuk bulat seperti lampu pijar.

6. Lampu High Pressure Sodium (HPS)

macam macam lampu high pressure sodium
made-in-china.com
High Pressure Sodium (HPS), Metal HalideMercury Vapor dan Self-swabalast Mercury Lampssemuanya merupakan lampu discharge dengan intensitas tinggi atau high intensity discharge(HID). Jika dibandingkan dengan lampu neon dan lampu pijar, lampu HID mampu menghasilkan cahaya dengan intesitas yang lebih besar dari lampu yang relatif kecil.

7. Lampu Low Pressure Sodium (LPS)

macam macam lampu low pressure sodium
youtube.com
Low-pressure sodium lamps yang artinya lampu sodium bertekanan rendah merupakan lampu yang memiliki efikasi paling tinggi dibanding semua lampu yang tersedia di pasaran. Meskipun lampu ini memancarkan cahaya berwarna kuning, kemampuannya sama dengan high pressure sodium lamps.
Low-pressure sodium lamps memiliki prinsip kerja yang sama seperti lampu neon dan memerlukan ballast. Dibutuhkan waktu beberapa saat untuk melakukan pemanasan singkat agar lampu dapat mencapai kecerahan maksimal.

8. Lampu Light Emitting Diode (LED)

macam macam lampu LED
Light Emitting Dioda (LED) adalah lampu tanpa filamen, yang rendah konsumsi daya dan memiliki rentang hidup yang panjang. LED baru muncul ke pasaran dan mulai bersaing dengan produk lampu konvensional. Namun sayang lampu ini  tidak memiliki cahaya dengan lumen yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak dapat sepenuhnya menggantikan lampu pijar, dan lampu jenis lainnya.
Teknologi terus berkembang setiap harinya sehingga mulai bermunculan macam-macam lampu yang lebih cangggih. Seiring dengan itu teknologi LED juga mengalami kemajuan. Sehingga akan membuatnya mampu bersaing secara seimbang dengan lampu konvensional dan dapat diaplikasikan di rumah dan kantor.

SUMBER : informazone.com/macam-macam-lampu/

MACAM-MACAM STOP KONTAK - COLOKAN KISTRIK ATAU OUTLET PLUG

MACAM-MACAM STOP KONTAK - COLOKAN KISTRIK ATAU OUTLET PLUG


Model Stop Kontak-Colokan Listrik atau Outlet Plug di Berbagai Negara

Ada 15 Jenis Outlet Plug Yang Dipakai di Seluruh Dunia

Dalam aktifitas sehari-hari tidak lepas dengan peralatan yang disebut dengan colokan listrik atau electrical plug. Mengapa ada colokan listrik? Pertanyaan mendasar ini sering terlintas di benak kita. Colokan listrik ini di buat agar beban listrik seperti setrika, kipas angin, charger hp dan lain-lain dapat mudah berpindah tempat. Jadi tinggal dihubungkan dengan stop kontak terdekatnya.
Untuk anda yang akan berpergian ke luar negeri, ada baiknya juga tidak melupakan mengenai hal ini. Karena model stop kontak yang digunakan di tiap negara berbeda-beda tergantung standard yang diterapkan di negara tersebut. Jangan sampai hal kecil seperti ini menghambat aktifitas anda. Karena akan butuh waktu untuk mencari adapter yang cocok. Dan kadangkala harganya cukup mahal.
Pada saat ini terdapat 15 jenis colokan outlet listrik yang digunakan. Jenis variasi colokan listrik ini sangat baik untuk dipelajari sehingga dapat mempersiapkan converter atau adapter colokan listrik yang ada di suatu negara tersebut, yang cocok dengan colokan listrik peralatan yang kita punya. Penentuan jenis masing-masing colokan ini telah ditetapkan surat oleh US Department of Commerce International Trade Administration (ITA). Jenis solokan ini diurutkan sesuai alphabet, yaitu dimulai dengan type A, type B, type C dan seterusnya.

 Type A

Type B

Type C

  • Negara Pengguna : USA, Canada, Mexico dan Japan (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 2 pins
  • Tidak ada grounding
  • 15 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 100 – 127 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe A
  • Negara Pengguna : USA, Canada, Mexico dan Japan (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 15 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 100 – 127 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe A dan tipe B
  • Negara Pengguna : Europe, South America & Asia (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 2 pins
  • Tidak ada grounding
  • 2.5 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe C



Type D

Type E

Type F

  • Negara Pengguna : India (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 5 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe C dan tipe D (Tidak aman untuk colokan tipe E dan tipe F)
  • Negara Pengguna : France, Belgium, Poland, Slovakia dan Czech Republic (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 2 pins
  • Ada grounding
  • 16 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe Ctipe E dan tipe F
  • Negara Pengguna : Europe & Russia, kecualidi negara UK dan Ireland (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 2 pins
  • Ada grounding
  • 16 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe Ctipe E dan tipe F



Type G

Type H

Type I

  • Negara Pengguna : United Kingdom, Ireland, Malta, Malaysia dan Singapore (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 13 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe G
  • Negara Pengguna : Israel, the West Bank & the Gaza Strip (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 16 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe C dan tipe H (Tidak aman untuk colokan tipe E dan tipe F)
  • Negara Pengguna : Australia, New Zealand, China dan Argentina (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 2 atau 3 pins
  • 2 pins: tidak ada grounding atau 3 pins ada grounding
  • 10 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe I



Type J

Type K

Type L

  • Negara Pengguna : Switzerland, Liechtenstein dan Rwanda (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 10 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe C dan tipe J
  • Negara Pengguna : Denmark dan Greenland (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 16 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe E dan tipe F
  • Negara Pengguna : Italy dan Chile (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 10 A dan 16 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Untuk yang 10 A socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe Cdan tipe L.
  • Untuk yang 16 A socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe L.



Type M

Type N

Type O

  • Negara Pengguna : South Africa (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 15 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe M.
  • Negara Pengguna : Brazil (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Ada grounding
  • 10 dan 20 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 100 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe C dan tipe N
  • Negara Pengguna : Thailand (untuk melihat daftar lengkap negara yang memakai type ini, klik disini)
  • 3 pins
  • Tidak ada grounding
  • 16 A
  • Pada umumnya menggunakan tegangan 220 – 240 V
  • Socket ini cocok untuk dipasangkan dengan tipe C dan tipe O (Tidak aman untuk colokan tipe E dan tipe F)

Simbol

Simbol grafis ini adalah standar yang digunakan pada gambar arsitektur dan single line diagram untuk mewakili soket. Standar symbol ini digunakan untuk memberikan presepsi yang sama antara pembaca dan penulis/desiner.
Soket listrik umum
Multi Soket
Soket untuk telekomunikasi


JENIS - JENIS INSTALASI LISTRIK

JENIS-JENIS INSTALASI LISTRIK

Instalasi listrik adalah jaringan perlengkapan rangkaian listrik yang dirangkai sedemikian rupa yang menghubungkan komponen satu dengan lainnya dalam ruangan tertentu untuk  membangkitkan, memakai, mengubah, mengalihkan, mengumpulkan atau membagikan tenaga listrik. Berdasarkan pemakaian tenaga listrik dan tegangannya, instalasi listrik dibedakan menjadi beberapa yaitu sebagai berikut :

A.   MENURUT  ARUS LISTRIK YANG DISALURKAN.
Menurut arus listriknya, instalasi listrik dibedakan menjadi 2 yaitu instalasi arus searah dan instalasi arus bolak-balik.

1. Instalasi Arus Searah.
Instalasi arus searah pada umumnya bekerja pada tegangan 110 V, 220 V dan 440 V, di Indonesia penggunaannya adalah industri yang berdasarkan elektronika seperti PT KAI { Kereta Api Indonesia } pada pelayanan KRL { Kereta Api Listrik }. Instalasi ini sudah jarang digunakan karena hanya digunakan pada pabrik (industri), rumah tangga tertentu, kapal laut, dan lain-lain. Alat pembangkit arus searah ialah generator arus searah dan listrik tenaga matahari (Solar Cell).

2. Instalasi Arus Bolak-Balik.
Instalasi arus bolak-balik pada umunya bekerja pada tegangan 110 V, 220 V, 380 V, 500 V, 1000 V, 3000 V, 5000 V, 6000 V, 10.000 V dan 15.000 V. Di Indonesia jaringan dari PT. PLN tegangan yang digunakan adalah 220 V dan 380 V dan penggunaannya banyak dipakai untuk rumah tangga, industri, komersial dan penerangan jalan umum. Alat untuk membangkitkan arus bolak-balik digunakan alternator dan inverter.

B.    MENURUT BESAR TEGANGAN YANG DIGUNAKAN.
Menurut besar tegangannya, instalasi listrik dibedakan menjadi 4 yaitu instalasi tegangan rendah, menengah, tinggi dan ekstra tinggi.

1. Tegangan Rendah { 110 V, 220 V, 380 V }.
Dipergunakan pada saluran distribusi, instalasi penerangan rumah tangga, komersial, industri dan PJU { Penerangan Jalan Umum }.

2. Tegangan Menengah { 20 KV }.
Dipergunakan pada pusat pembangkit listrik arus bolak-balik pada saluran distribusi dan instalasi tenaga pada gardu induk.

3. Tegangan Tinggi { 30 KV, 70 KV, 150 KV, 250 KV }.
Dipergunakan pada jaringan transmisi jarak jauh seperti jaringan antara pusat pembangkit listrik misalnya PLTA Bakaru ke Gardu Induk di PLTU Tello. Tegangan tinggi diperlukan karena dengan jarak yang jauh, tentu sebagian tegangan akan hilang (losses) dan berubah menjadi panas, maka tegangannya perlu dinaikkan dulu baru dikirimkan ke beban.

4. Tegangan Ekstra Tinggi { 500 KV, 750KV, 100KV }.
Dipergunakan pada saluran transmisi, karena mengalirkan daya yang besar pada tegangan tinggi selama arus baliknya kecil, sebagai muatan transmisinya tenaganya kecil.

C.    MENURUT PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK.
Menurut pemakaiannya, instalasi listrik dibedakan menjadi 4 yaitu instalasi listrik penerangan, tenaga, khusus dan telekomunikasi.

1. Instalasi Penerangan { Cahaya }.
Instalasi ini digunakan untuk menghasilkan cahaya atau penerangan untuk keperluan rumah tangga.

2. Instalasi Tenaga.
Biasanya digunakan untuk memutar kipas angin, pompa air, mixer, blender dan motor-motor listrik yang lain.

3. Instalasi Listrik Khusus.
            Merupakan instalasi listrik yang terdapat pada kapal laut, pesawat udara, mobil, pertambangan dan lain sebagainya.

4. Instalasi Listrik Untuk Telekomunikasi.
Merupakan instalasi untuk jaringan telepon, telegraf dan sebagainya

D.   MENURUT JUMLAH FASA.
Menurut jumlah fasanya, instalasi listrik dibedakan menjadi 2 yaitu instalasi listrik 1 fasa dan 3 fasa.

1. Instalasi Listrik 1 Fasa.
Pada umumnya digunakan untuk instalasi penerangan rumah tinggal sederhana dan semacamnya.

2. Instalasi Listrik 3 Fasa.
Pada umumnya digunakan untuk instalasi listrik penerangan dan tenaga pada rumah tinggal, bengkel, pabrik dan lain-lain yang memerlukan listrik dengan jumlah daya yang besar.


Rabu, 17 Juli 2019

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK INSTALASI LISTRIK

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK INSTALASI LISTRIK 

a. Test Pen 
 Tespen atau Test Pen merupakan salah satu alat yang paling sering digunakan oleh para Teknisi Listrik dalam melakukan pekerjaannya. Bentuknya yang relatif kecil dan mirip seperti sebuah Pena membuatnya sangat mudah untuk dibawa kemana-mana. Ujung Test Pen yang yang berbentuk “Minus” dapat dijadikan sebagai Obeng untuk melonggarkan atau mengetatkan sekrup (screw). Jadi Test Pen pada dasarnya adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau mengecek apakah sebuah penghantar listrik memiliki tegangan listrik atau tidak. Penghantar listrik yang dimaksud disini dapat berupa Kabel listrik, Kawat listrik maupun Stop Kontak listrik.
Berikut ini adalah cara penggunaannya :
  1. Ambil Test Pen dan pegang Test Pen tersebut dengan ujung-ujung jari tangan.
  2. Letakan ujung jari telunjuk pada bagian atas Test Pen (ujung jari telunjuk harus tersentuh pada bagian besi di atas Test Pen tersebut).
  3. Tempelkan bagian ujung Test Pen (bagian bawah yang biasa berbentuk Minus Obeng) ke sumber listrik yang akan diuji.
  4. Perhatikan Lampu Indikatornya. Jika Lampu Indikator Menyala maka Kabel listrik atau penghantar listrik tersebut sedang dialiri arus listrik (terdapat Tegangan). Jika Lampu Indikator tidak Hidup (OFF) maka kabel listrik atau penghantar listrik tersebut tidak dialiri arus listrik (tidak terdapat tegangan di penghantar tersebut).
Cara Pegang Test Pen (Tespen)
b. Solder 
Hasil gambar untuk solder
Solder atau patri merupakan alat bantu dalam merakit atau membongkar rangkaian elektronika pada rangkaian yang terdapat pada papan PCB.
Solder mengubah energi listrik menjadi energi panas. Solder banyak jenis dan beragam bentuknya, umumnya berbentuk seperti pistol, dan lurus dengan mata solder di ujung yang berbentuk lancip, dan dilengkapi tombol pengatur suhu ukuran tinggi rendahnya panas yang dihasilkan untuk membuat kawat timah mencair agar dapat melepaskan atau menyatukan kaki-kaki komponen pada papan PCB. Suhu panasnya yang terlalu berlebihan dapat merusak komponen atau menyebabkan komponen lain ikut terlepas.
Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper dengan menghubungkan kabel kecil pada hubungan yang putus pada papan PCB agar yang retak atau terputus agar dapat tersambung kembali.

sumber : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjBp4uDtr3jAhVSmuYKHYTeDPcQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fwww.bukalapak.com%2Fp%2Fhandphone%2Fspare-part-tools-handphone%2F2vq38b-jual-solder-goot-25w-goot-cs-30-solder-tangan-soldering-iron&psig=AOvVaw3Oraw7RUlAN3QL4Wj_h0Zs&ust=1563503348688680


c. Penggaris Siku 
penggaris siku adalah alat yang digunakan untuk mengukur siku dari suatu sambungan, baik siku bagian dalam maupun siku bagian luar 
Hasil gambar untuk penggaris siku
sumber : https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjM6-S6tr3jAhXC8XMBHdh4D8sQjRx6BAgBEAU&url=http%3A%2F%2Falatproyek.com%2F1558-penggaris-siku-try-square-300-mm12in-krisbow-kw0101414.html&psig=AOvVaw1XX7eEEcZZ3BmOZ0mgFjfR&ust=1563503469767657

d. Pahat 
Pahat adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada kayu 
Hasil gambar untuk pahat
sumber : https://www.google.com/search?q=pahat&safe=active&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=uxEhXXjplvF1VM%253A%252CJNiHUgD2_yZdWM%252C%252Fm%252F0_dqb&vet=1&usg=AI4_-kSCMmbsbz03sfXqGrRR9jDFtsdrJw&sa=X&ved=2ahUKEwjI8s-Bt73jAhUak3AKHXPiDt4Q_B0wCnoECAoQAw#imgrc=uxEhXXjplvF1VM:

e. Gunting Seng 
Gunting seng adalah alat yang digunakan untuk memotong seng atau sejenisnya 
Hasil gambar untuk gunting seng
sumber : https://www.google.com/search?q=gunting+seng&safe=active&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=9iP3KyMOZQBGBM%253A%252CJQaKQ9QlnwflZM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kTTtEHuhYgDnzAqtKtj8X5h3TilWg&sa=X&ved=2ahUKEwjnmpC0t73jAhUKtY8KHaqLCxIQ9QEwDHoECAYQHA#imgrc=9iP3KyMOZQBGBM:

f. Ketam 
Ketam berfungsi untuk memperhalus permukaan kayu 
Hasil gambar untuk ketam
sumber : https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fs0.bukalapak.com%2Fimg%2F0092478502%2Fw-1000%2FMESIN_SERUT_KAYU_PLANER_KETAM_KEN_1982.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.bukalapak.com%2Fp%2Findustrial%2Fmesin%2Fmesin-usaha%2Fdffx5s-jual-mesin-serut-kayu-planer-ketam-ken-1982&docid=NFgp4D2jVTt0IM&tbnid=_9hxuE0llddXkM%3A&vet=10ahUKEwj-jcXqt73jAhUFiHAKHQvNBJcQMwhVKAkwCQ..i&w=1000&h=626&safe=active&bih=789&biw=1600&q=ketam&ved=0ahUKEwj-jcXqt73jAhUFiHAKHQvNBJcQMwhVKAkwCQ&iact=mrc&uact=8